Polres Trenggalek – Unjukrasa yang dilakukan oleh sejumlah warga di depan kantor KPU Kabupaten Trenggalek berakhir ricuh. Petugas yang melakukan pengamanan mengerahkan water canon untuk mengurai massa yang mulai bertindak anarkhis.
Bahkan, petugas terpaksa harus melakukan tindakan tegas dengan menangkap sejumlah orang yang ditengarai sebagai biang provokator dan membawanya ke kantor polisi untuk proses lebih lanjut.
Seperti itulah sekelumit gambaran peragaan simulasi Sistem Pengamanan Kota atau Sispamkota yang digelar Polres Trenggalek usai apel gelar pasukan di halaman Mapolres pagi ini. Tak ayal kegiatan inipun Sukses menarik perhatian Masyarakat yang kebetulan melintas di depan Mapolres Trenggalek. Selasa, (17/10).
Dikonfirmasi terpisah, Kapolres Trenggalek AKBP Gathut Bowo Supriyono, S.H., S.I.K., M.Si, mengungkapkan untuk mendukung simulasi ini melibatkan sedikitnya 237 personel Polres dibantu oleh personel dari Kodim 0806, Satpol PP dan Dishub. Sedangkan untuk peran utama seperti petugas KPU, TPS, orator hingga demonstran keseluruhan merupakan anggota Polres Trenggalek.
“Skenario simulasi kita susun seperti kondisi yang sesungguhnya sehingga saat terjadi kita sudah benar-benar siap dan memahami apa yang harus dilakukan.” Jelas AKBP Gathut.
Simulasi diawali dengan pengamanan kampanye. Digambarkan bagaimana proses pengaman maupun pengawalan, dilanjutkan masa tenang dimana petugas melakukan pendampingan pembersihan alat peraga kampanye dan penjagaan pada kantor penyelanggara Pemilu serta pengawalan pendistribusian logistik pemilu berikut surat suara.
Memasuki tahapan pemungutan dan penghitungan suara, digambarkan sejumlah petugas yang berjibaku mengamankan sejumlah orang yang ingin merebut kotak suara. Polisi bersama stakeholder terkait berhasil menangkap pelaku dan mengamankan ke kantor polisi terdekat.
Bagian paling seru adalah saat ratusan warga melakukan aksi protes dan tidak terima keputusan KPU. Tim negosiator yang didominasi oleh Polwan pun diterjunkan untuk menenangkan massa yang mulai memanas sembari memberikan imbauan kepolisian.
Diras massa semakin emosi dan tidak tertib, Polres Trenggalek kemudian menurunkan satu peleton Dalmas tanpa alat membentuk barisan halau massa. Namun, kondisi tidak berubah. Sebagian massa diketahui mulai mendorong petugas.
Guna mencegah eskalasi yang terus meningkat, satu peleton dalmas menggunakan alat diterjunkan dengan membentuk barisan lintas ganti. Disaat yang sama, provokasi massa semakin meningkat dan mulai terjadi pelemparan dan mengarah ketindakan anarkhis. Beberapa terlihat mulai melakukan pembakaran.
Tak tinggal diam, petugas terus berupaya mengurai massa dan mendorong menggunakan tongkat dan tameng dibantu water canon yang diperankan oleh petugas pemadam kebakaran hingga massa benar-benar mundur dan bubar.
Sesi terakhir disi dengan konsolidasi dan upaya pemulihan gangguan keamanan berupa pemadaman kebakaran dan membersihkan puing-puing kerusakan khususnya di fasilitas umum serta memberikan pertolongan kesehatan kepada para korban kerusuhan.
“Harapan kita tentunya semua tahapan Pemilu berlangsung aman, tertib dan kondusif. Namun demikian antisipasi hal terburuk tetap kita persiapkan sejak dini.” Ucapnya.